Ngomongin Buick: kesan pertama yang nggak biasa
Jujur aja, dulu gue selalu nganggep Buick itu merek “kakek-kakek” — mewah tapi agak kaku. Tapi setelah ngulik beberapa model terbaru dan nyoba jalan seharian, pandangan itu berubah. Buick sekarang berusaha ngegabungin kenyamanan ala sedan premium dengan teknologi yang relevan buat pengendara muda dan keluarga. Gue sempet mikir, ini mobil kayak sofa berjalan: empuk, tenang, dan cukup cerdas buat nemenin aktivitas harian tanpa banyak drama.
Teknologi dan keselamatan: Apa saja yang ditawarkan?
Salah satu hal yang langsung keliatan adalah fokus Buick ke fitur kenyamanan audio dan peredam suara — mereka menyebutnya QuietTuning. Intinya: kabin terasa lebih hening berkat kaca laminated, peredam ekstra, dan sistem active noise cancellation. Hasilnya, ngobrol di dalam mobil atau nikmatin musik jadi lebih asik tanpa harus nyalain volume kenceng.
Di sisi elektronik, infotainment Buick cukup modern: layar sentuh responsif, dukungan Apple CarPlay dan Android Auto (beberapa model bahkan menawarkan wireless), serta koneksi telematika seperti OnStar. Buat yang suka hiburan berkualitas, beberapa trim dilengkapi sistem audio premium Bose yang bikin lagu favorit terasa lebih hidup.
Soal keselamatan, fitur bantuan pengemudi standar biasanya lengkap: adaptive cruise control, lane keep assist, forward collision alert dengan automatic emergency braking, blind spot monitoring, dan kamera 360 (HD Surround Vision) di beberapa varian. Ada juga fitur semi-otonom seperti Super Cruise pada model tertentu yang memungkinkan hands-free di tol yang kompatibel — pengalaman yang bikin perjalanan jauh terasa lebih santai.
Kenapa gue suka — dan sedikit kritikan
Gue paling suka kenyamanan jok dan kualitas interiornya. Materialnya nggak lebay, tapi terasa solid dan dipikirin. Suspensi disetel lebih ke arah kenyamanan, jadi endapan jalan kecil hampir nggak kerasa. Untuk pemakaian harian dan perjalanan jauh, Buick ini juara soal fatigue reduction: gue dateng ke tujuan masih fresh, bukan pegel-pegel.
Tapi ya, ada juga hal yang bisa diperbaiki. Handling-nya cenderung santai, bukan buat yang suka ngulik sporty di jalan berliku. Steering feel nggak seakurat beberapa rival Eropa. Selain itu, beberapa fitur canggih cuma muncul di trim atas, jadi kalau budget pas-pasan mungkin harus sabar atau nambah sedikit buat dapetin fitur favorit.
Fitur-fitur kecil yang bikin geregetan (positif)
Ada sejumlah fitur “kecil tapi berdampak” yang bikin gue senyum sendiri waktu nyobain. Contohnya wireless charging yang ngebantu banget di era baterai cepat habis, ambient lighting yang bikin suasana kabin lebih classy malam hari, serta climate control dua zona yang presisi. Buat yang kebiasaan bawa belanjaan atau stroller, hands-free liftgate juga jadi penyelamat saat tangan penuh.
Gue juga suka bagaimana Buick ngemas teknologi jadi terasa user-friendly. Bukan cuma deretan tombol teknis, tapi integrasinya logis: navigasi gampang dipanggil, voice command lumayan ngerti perintah, dan notifikasi keselamatan muncul jelas di cluster. Kalau penasaran mau lihat opsi dan trim yang tersedia, dealer resmi seperti feigleybuick bisa jadi tempat yang nyaman buat mulai riset.
Kesimpulan: Buat siapa Buick ini cocok?
Kalau lo nyari mobil yang mengutamakan kenyamanan, kabin hening, dan fitur-fitur keselamatan modern tanpa harus pamer performa balap, Buick layak masuk daftar. Untuk keluarga urban, commuter yang sering jalan tol, atau mereka yang pengen upgrade dari sedan biasa ke sesuatu yang lebih “relaks”, Buick punya banyak hal menarik. Gue sempet mikir, setelah dicoba, mungkin ini mobil yang bakal sering dipakai buat road trip santai bareng keluarga.
Di sisi lain, kalau lo pengen sensasi mengemudi sporty atau rank mesin yang agresif, mungkin ada opsi lain yang lebih cocok. Tapi bagi yang prioritasnya kenyamanan dan teknologi yang mudah dipakai, Buick memberikan paket yang seimbang. Intinya: jangan remehin merek ini cuma karena stereotip lama — mereka udah bertransformasi dan layak dicoba sendiri.